Macau di Bulan Maret

03.10

Maret 2016, pertama kalinya saya menginjakan kaki di Macau. Wilayah administratif khusus dengan luas hanya 28,6 kilometer persegi namun memiliki  pendapatan perkapita yang sungguh fantastis. Pengalaman ke Macau ini sangat berkesan buat saya.  Mungkin karena awalnya gak terlalu expect apa-apa. Terkenal dengan wisata casinonya, saya memang ingin liat suasana di area gambling tersebut. Selain itu tujuan lainnya adalah mengunjungi bangunan bersejarah yang memiliki arsitektur unik. Saya pikir yah paling gitu-gitu aja suasananya. Ternyata cuaca sejuk yang menemani selama keliling kota Macau memberikan pengalaman asik dan nostalgic.


Tiba Di Terminal Ferry Taipa

Cotai Water Jet si kapal ferry super cepat mengantarkan saya dan Manda ke Terminal Ferry Taipa, Macau. Jalan dari tempat kapal jet berlabuh hingga gedung imigrasi lumayan jauh. Angin kencang yang menusuk kulit menyambut saya begitu sampai di pelabuhan. Langsung saja saya buru-buru lari sambil melawan udara dingin. Sampai diantrian imigrasi, ternyata para penumpang bersiap-siap mengeluarkan jaket super tebal mereka dari koper  dan benar saja, setelah mengantri di loket imigrasi sekitar 5 menit lalu keluar gedung, brrrrrr....  udara Macau sungguh menusuk! Diluar pelabuhan sudah terparkir  shuttle bus dari berbagai hotel bintang lima. Saya menunggu bus dari Hotel Lisboa yang konon posisinya paling dekat untuk menuju Ruins of St. Paul's tapi kok udah 15 menit gak muncul juga busnya. Akhirnya karena udah gak tahan sama udaranya, dengan random cap cip cup kita pilih naik bus Hotel The Sands. Sampai di lobby hotel kita turun and we have no clue.  Akhirnya sotoy nyebrang  ke arah Barat sambil buka Google Map dan ternyata The Sands ini posisinya masih jauh dari landmark yang ingin kita tuju. 
 Hotel The Sands, Tampak Di Sebelah Kanan Jalan


    Fisherman's Warf yang persis bersebrangan dengan The Sands

Kalau diperhatikan kanan-kiri  trotar ini sepi banget gak ada orang jalan kaki sama sekali, gak seperti di Hong Kong yang baru keluar hotel aja isinya pejalan kaki semua. Nah buat yang tertarik untuk mengujungi Fisherman's Warf,  pas nih naik bus Hotel The Sands karena lokasinya persis di seberang Hotel. Kalo saya sih kemarin gak mampir kesana. Jadi setelah nyebrang hotel saya telusuri terus trotoar depan Fisherman's Warf sekitar 500 meter lalu belok kiri, baru deh nemu halte bus.  Bus ini yang membawa kita menuju ke lokasi terdekat dengan landmark Ruin of St. Paul's. Ternyata nyari transportasi umum di Macau gak semudah di Hong Kong. Kotanya sepi bangeeet jadi kalo mau nanya orang di pinggir jalan kayaknya gak mungkin. Ditambah jarak antara tiap hotel jauh-jauh.  Apartemen penduduk cuma ada di pinggir kota. Papan penunjuk jalannya pun hampir gak ada.  Andai kita pergi dijaman belom ada google map sih udah nyasar bye!
    Ruins of St. Paul's Tampak Belakang




                                                        

Menjelajah Bangunan Bersejarah Macau

Bus umum yang  kita naiki berhenti di salah satu gedung yang ternyata posisinya ada dibelakang  Ruins of St. Paul's.  Yeaaay akhirnya sampai juga. Wah rame suasana wisata baru berasa nih.  Mau foto biar cakep hasilnya juga harus gantian, karena memang tempat ini  dipadati turis yang juga pada sibuk foto di bangunan kuno cantik ini. Setelah puas mengambil gambar dan menikmati pemandangan kota Macau dari atas. Kita menuruni tangga dan berjalan menelusuri jalan kecil dimana kanan kirinya dipenuh toko.








Sebagian besar toko yang ada disini merupakan penjual portuguese eeg tart yang super enaaak. Saya coba salah satunya di Pastelaria Koi Kei yaitu yang posisinya paling dekat dengan tangga menuju Ruins of St. Paul's. Pastrynya yang  renyah dan custard karamel lembut manis bener-bener bikin nagih. Aromanya juga menggoda sekali.  Selain egg tart,  hampir setiap meter juga ditemukan penjual dendeng babi. Nah kalau yang ini saya gak makan, walaupun tester dendeng ini dijajakan bahkan kadang disodorin depan kita oleh para penjualnya sambil saling bersautan, rame dan heboh deh mereka hihihi. Selain dua jajanan itu,  toko disekitar sini kebanyakan menjual kue kering seperti almond cookies dengan packaging menarik bisa untuk oleh-oleh, pakaian, jam tangan dan kosmetik. Rata-rata sih toko lainnya hampir sama dengan yang ada di Hong Kong.
Untuk menuju Senado Square, kita cukup berjalan menelusuri toko-toko tersebut sampai menemukan bangunan iconic Macau lainnya yaitu St. Dominic Church. Warna kuning-nya yang eye-catching dan detail Baroque menjadikan gedung ini background kece untuk foto-foto.

 Jalan lagi lurus ke arah utara  kita sampai di Senado Square, yaitu alun alun kota dimana menjadi lokasi favorit wisatawan untuk sekedar duduk menikmati udara Macau di bulan Maret. Sebenarnya alun alun ini mengingatkan saya dengan Museum Fatahilah dan bangunan kuno di sekita Kota Tua, Jakarta Utara. Namun karena cuacanya sekitar 12 derajat, dan jalan sekitarnya yang bersih dan terawat jadi nuansa Eropa lebih terasa di Macau ini. Ohya nama-nama jalan dan halte di Macau juga hampir semuanya masih menggunakan bahasa Portugis dan Spanyol. Misalnya nih waktu kita cari halte bus, harus mengarah ke Hotel Sintra lebih dahulu yang alamatnya di jalan Avenida D Joao  atau  nama salah satu halte busnya Parque De Seac Pai Van.
Manda Strike A Pose




Terdampar di Cotai


Destinasi selanjutnya dalam intenerary kita adalah menuju casino. Untuk kesana lagi-lagi kita harus muter-muter pakai goodle map karena petunjuk jalan yang tersedia sangat minim.
Dari Senado Square kita menggunakan bus umum dan turun di salah satu halte. Setelah turun kita harus beberapa kali menyebrang dan jalan kaki ke halte lainnya untuk naik bus lagi dengan rute ke halte terdekat dengan hotel The Venetian, yaitu hotel yang memiliki casino terbesar di Macau. Ohya kalo mau naik bus umum di Macau jangan lupa siapkan uang kecil ya karena gak akan ada kembalian kalo bayar pake uang besar. Bayarnya berapa juga gak ada tulisan yang tertera didalam bus. Supirnya pun ketika ditanya cuma jawab ngangguk atau geleng huuuuuf. Waktu bayar bus (pake HKD) kita tunjukin koin, dia ngangguk ya bererti bener gitu aja hehehe.
Sampai di halte tujuan kita. The Venetian Macao Resort Hotel terlihat berdiri megah. Tapiiiiii Venetian Hotel ini ada diseberang kita dan posisinya jauuuuuuh banget sodara-sodara. Sempet desprate juga saya sama Manda. Apa kita nunggu taksi aja ya Man? Tapi kok sambil celingak celinguk jalan sana sini boro-boro taksi,  mobil pribadi aja hampir gak ada yang lewat. Bus pun kalo ada yang lewat ngebut  semua. Sepiiiiiiii banget.
    Terdampar di seberang The Venetian

Ternyata sekitar 200 meter dari halte ada jembatan penyebrangan dan untungnya dilengkapi lift. Horeee lumayan  menghemat tenaga naik dan turun jembatan pake lift. Walaupun harus menelusuri jembatan penyebarangan sepanjang kurang lebih 1 km. Dilanjutkan dengan jalan kaki dari halaman hotel menuju lobby hotel yang lumayan jauh.  Sampailah kita di hotel The Venetian! Ta... ra......!
Begitu masuk baru deh ada tanda-tanda kehidupan alias ruaaame banget (beda banget sama suasana di luar hotel yang sunyi senyap). Sambil mengagumi betapa wah-nya hotel ini,  kita cari petunjuk arah ke casino. Untuk masuk casino saya sama Manda diminta untuk menunjukan paspor sama penjaganya hahaaa gara-gara tampang sama tampilan kita yang kayak anak ilang gini kali ya. Setelah paspor di cek baru boleh masuk ke dalam casino. Gak ada pintu kok yang menutupi area casino di hotel, jadi kalau turun dari ekalator  terlihat suasana casino tampak atas, seru!

Liat berbagai permainan disini bikin kita penasaran dan pengen nyoba, yang cemen-cemen aja kayak masukin koin trus pencet tombol, tapi kok ya pas lihat permainannya eh pake Bahasa Mandarin semua. Belum lagi petugas kasinonya jutek-jutek dan kayaknya gak fasih Bahasa Inggris. Beh dari pada rugi bandar saya sama Manda sok serius aja nonton, merhatiin orang-orang yang lagi pada gambling. 
Selain casino, hotel ini juga terkenal dengan mall-nya yang super komplit The Grand Canal Shoppes,  serta wisata gondola ala Venesia.  Sebutin deh semua high end brand pasti di mall ini ada , brand yang gak lux pun juga lengkap kap kap sampai brand lokal China yang kita belum pernah dengar juga ada.   Sebenernya  suasana mall ini gak wah-wah amat si menurut saya.   Mirip-mirip sama tema salah satu area di Grand Indonesia. Ada kan restoran row dengan nuansa Italy di GI. Walaupun belum puas window shopping  kita menuju food court di lantai 3 karena laper berat. Pilihan makannya banyaaak banget dan food courtnya sangat luas. Tapi saya udah keburu pegel jadi duduknya disisi paling luar  dan gak eksplore keliling food court. Kebetulan udah bawa bekal juga yang beli di Hong Kong karena takut susah nyari makanan halal di Macau.

Saatnya Pulang Ke Hong Kong

Ferry Jet yang kita tumpangi memiliki beberapa waktu kepulangan paling malam adalah pukul 22.00.  Kita memilih untuk pulang jam 6 sore. Jadi setelah makan dan (sekali lagi biar afdol)  keliling perbelanjaan sebentar, kita langsung cari bus hotel yang hampir semuanya menuju ke pelabuhan. Shuttle bus hotel ini gratis ditumpangi siapa saja. Walaupun kita tidak menginap di hotel tersebut. Selama perjalanan menuju pelabuhan, sorotan lampu dari hotel-hotel di sekitar City of Dreams, Studio City dan The Parisian dengan miniatur Menara Eifflenya memanjakan mata. Serasa di Las Vegas deh!



Karena kecapean selama perjalanan dengan ferry, saya malah jadi bisa tidur. Lumayan juga, jadi gak ngerasain gelombang laut yang bikin mual. Sekitar Jam 18.45 kita udah kembali di Hong Kong-China Ferry terminal.  Antrian imigrasi untuk masuk Hong Kong lumayan panjang  dan ternyata jam segini masih banyak banget wisatawan yang baru mau berangkat ke Macau.
Berakhir deh petualangan keliling Macau yang lumayan bikin tegang karena nyasar sana sini huhuhu. Tapi memang bikin ketagihan banget ya tegang-tegang nyasar itu. Kayaknya seru juga nih buat yang pengen ngerasain Las Vegas atau Eropa timur tapi budget terbatas, Macau bisa jadi alternatif asik. Terutama pas musim dingin yaa supaya kalau harus berjalan kaki jauh gak keringetan :D  Semilir angin juga bikin acara  jalan-jalan di kotanya makin menyenangkan.

SaveSave
SaveSaveSaveSave
SaveSaveSaveSaveSaveSaveSaveSaveSaveSave
SaveSave

You Might Also Like

2 komentar

  1. Wah pas Gita ke Macau pas lagi musim dingin yaah? waktu aku ke sana pas lagi peralihan musim dingin ke musim panas itupun masih windy banget hihihihihi. Btw Ferry terminal Taipa tuh yang deket bandara kan ya? Masih kepengen mampir Macau lagi nih, waktu itu cuma daytrip :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo liat di google map sih iya terminal Taipa deket Bandara. Iyaaah aku juga jadi pengen kesana lagi deh sama keluarga tapi bulan maret, soalnya cuacanya oke menurut aku.

      Hapus

Popular Posts